Ikuti saja jalan yang menuju ke Ngargoyoso, rambu-rambu
penunjuk arah di daerah ini sangat jelas. Maklum kawasan wisata. Selain
Tawangmangu, di kawasan ini terdapat Candi Sukuh yang konon masih saudara jauh
kuil-kuil berbentuk piramida serupa di Amerika Selatan sana, dan tentu saja
sama-sama menyimpan relief tentang alien. Katanya begitu. Nggak tahu juga
kebenarannya. Tapi dugaan-dugaan begitu asiklah untuk menghibur diri di tengah
himpitan kesulitan hidup yang makin kuat saja cengkeramannya. Kata Indira
Gandhi bangsa yang lama tertindas memang butuh hiburan.
Rambu penunjuk ke Ngargoyoso/Jenawi |
Selalu ambil arah menuju Ngargoyoso, tapi boleh juga yang
menuju ke Tawangmangu, kalau mau ke Sarangan, Plaosan, Magetan, Maospati lalu
Ngawi. Tetapi kali ini saya memilih yang lewat Ngargoyoso, Jenawi, Sine, Ngawi.
Penunjuk arah ke Candi Sukuh dan Ngargoyoso/Candi Cetho |
Ambil yang arah Ngargoyoso/Candi Cetho. Sesudah bertemu
rambu berikut, ambil yang arah Jenawi/Candi Cetho.
Rambu penunjuk ke Jenawi/Candi Cetho |
Begitu memasuki jalan tersebut, tak lama kemudian Anda
akan disambut hijaunya perkebunan teh dan kabut sesekali bila musim penghujan.
Luar biasa sih tidak pemandangannya. Pemandangan pegunungan di mana-mana sama:
indah. Jalur ini begitu istimewa bagi saya karena dahulu saya dan teman saya
Muskap Tafsiri pernah berjalan kaki menyusuri jalan ini dari wilayah Ngawi
(Desa Banyubiru, Kecamatan Widodaren) ke Candi Ceto, Candi Sukuh, Tawangmangu,
Matesih, dan Ngrawoh di Karang Anyar.
Berjalan kaki dari sini, tentu jauh sebelum bocah ini ada :D |
Ketika lagu Mimpi Anggun C. Sasmi sedang top-topnya, kami memulai
perjalanan dari Dusun Tempurejo, Desa Banyubiru, Kecamatan Widodarean menuju perkebunan
karet milik PTP XII Tretes, terus berjalan sampai Desa Jagir hingga Kota Sine,
lalu menyeberang Kali Sawur yang memisahkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah menuju
rumah Kang Marwan di tepi Waduk Gebyar. Kami menempuh waktu seharian untuk jarak yang
paling banter cuma dua jam sudah sampai dengan kendaraan bermotor.
Waduk Gebyar, Jambeyan, Sambirejo, Sragen, Jawa Tengah |
Paginya, dari tepi
waduk yang kering di musim kemarau itu kami menyusuri jalan yang waktu itu masih mirip setapak
dan sebagian makadam hingga Desa Anggrasmanis di Kecamatan Jenawi, Kabupaten
Karanganyar. Matahari sudah beranjak ke peraduannya ketika kami sampai di desa
itu. Setelah bermalam di Anggrasmanis, kami melanjutkan berjalan kaki menuju
Candi Cetho.
Lalu kami berjalan kaki lagi menuju Candi Sukuh, yang
waktu itu dipakai sebagai lokasi shooting
sinetron berdasarkan sebuah sandiwara radio yang banyak digemari saat itu.
Mungkin begitu, karena ada yang disebut Empu Tong Bajil dalam salah satu
adegan. Lepas Isya’ kami menginap di rumah Pak RT di bawah kaki bukit Candi
Sukuh yang enam belas tahun kemudian sudah bukan Pak RT lagi ketika kami
kembali mengunjungi orang baik hati itu. Dalam kunjungan nostalgia itu kami
belum cukup gila untuk berjalan kaki dari Ngawi. Dan masih cukup waras untuk
tidak berjalan kaki ke Tawangmangu menerobos lewat Sukuh lalu berjalan kaki
hingga Matesih terus sampai ke Ngrawoh, Karanganyar.
wkwkwkwkw |
Kalau Anda mau singgah ke Candi Cetho, ikuti saja
petunjuk dalam gambar berikut. Kalau mau terus ke Sine (Ngawi) atau Sambirejo
(Sragen) ikuti petunjuk ke Jenawi.
Rambu penunjuk ke Candi Cetho |
Cetho adalah candi peninggalan kerajaan Majapahit fase
terakhir, karena itu wajar jika di kiri kanan jalan Anda jumpai papan nama
pura. Mayoritas penduduk di sekitar Candi Cetho beragama Hindu. Pemandangan
alam menyegarkan seperti berikut bisa Anda nikmati di sepanjang perjalanan
menuju Jenawi.
Memasuki area perkebunan teh Karanganyar |
Pemandangan antara Ngargoyoso - Jenawi |
Hijau perkebunan teh menghampar |
Jalanan lengang yang bagus |
Naik turun di punggung Lawu |
Sesudah melewati gapura selamat jalan ini, Anda ambil
kanan.
Sampai di pertigaan pertama ada tugu lilin, Anda bisa ambil kanan untuk sampai
di Desa Anggrasmanis, lalu masuk wilayah Jawa Timur tepatnya di Desa Wonosari,
Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Ikuti saja jalan utama sampai di kota Sine.
Ambil kanan kalau mau ke Ngawi, kiri kalau mau ke Winong, Kadungbanteng
(Gondang), dan Tunjungan di Sragen.
Jika Anda ingin lewat Jambeyan Sambirejo Sragen, tugu
lilin tadi terus saja, ikuti jalan utama itu hingga di Sukorejo, Jambeyan
tampak tanda penunjuk ke Sine.
Penunjuk arah ke Sine, Ngawi, Jawa Timur |
Sama saja sampainya ke Sine, hanya yang lewat
Jambeyan ini (untuk saat ini) jalannya lebih bagus dan tak terlalu tajam naik
turunnya (dari dulu hingga kini). Antara Sragen dan Ngawi di daerah perbatasan
ini dihubungkan oleh jembatan dengan tanjakan curam, kalau tidak terampil
membawa mobil, tidak dianjurkan lewat sini. Anda bisa mengambil jalur lewat
Anggrasmanis di atas atau tanda ke Sine di Jambeyan itu diabaikan dan lurus
saja sampai ke Winong, ambil kanan jurusan ke Ngawi melalui jalan yang lebih
mudah.
Jika akan ke Magetan, sampai di pertigaan Pasar Jogorogo ambil kanan.
Nah, selamat berpetualang.
No comments:
Post a Comment