Sesar dapat meluahkan air asli; sungai mati tidak terkena
oleh aliran bawah. Kata-kata ini mungkin terdengar seperti celoteh tak berarti,
namun sebenarnya kalimat ini adalah jalinan beberapa istilah hidrologi yang
umum (meskipun barangkali cara pemakaiannya tidak seperti yang dilakukan oleh
ahli hidrologi mana pun). Seperti kebanyakan ilmu lain ilmu hidrologi mempunyai
bahasanya tersendiri. Bercampur dengan istilah-istilah teknis seperti
“permukaan piezometri” dan “lajur pengudaraan” adalah sejumlah istilah lain
yang kedengarannya merupakan kata-kata biasa tetapi diberi arti khusus oleh ahli hidrologi. Berikut adalah kosakata
yang sering dijumpai dalam tulisan-tulisan tentang air.
Air Asli. Air yang telah
terjebak berabad-abad jauh di bawah permukaan bumi, hingga tidak bisa ikut
serta dalam daur hidrologi.
Air Tanah. Istilah yang
memerikan seluruh air di bawah permukaan. Air ini bisa ditemukan sedalam
beberapa kilometer.
Akuifer atau Lapisan Pengandung Air. Lapisan batuan, pasir atau kerikil yang dapat dilalui
oleh air.
Aliran Bawah. Gerak air
ke hilir melalui batuan lulus di bawah dasar sungai.
Artois. Berhubungan
dengan air bawah tanah yang terjebak di bawah tekanan antara dua lapisan batuan
kedap. Sumur artois adalah sumur yang menyadap air artois. Disebut demikian
menurut sumur yang serupa yang dibuat di Provinsi Artois di Prancis.
Balan. Ambang batuan
atau kerikil dalam sungai yang dilewati air yang meluap dengan kecepatan yang
lebih dari biasa selama masa aliran rendah. Balan cenderung terdapat pada
selang yang agak seragam sepanjang kebanyakan sungai.
Banjir Tahunan. Aliran
tertinggi yang biasanya dicapai oleh sebuah sungai dalam suatu tahun. Titik
tertinggi ini biasanya bukan banjir dalam arti lazimnya, karena tidak ada air
yang meluap.
Bantaran. Sebidang tanah
datar berbatasan dengan sungai, terdiri dari endapan yang diletakkan selama
berabad-abad oleh sungai itu ketika bergerak ke samping di antara dinding
lembah dan mungkin tergenang selama banjir besar.
Cekungan Sungai. Daerah
menurut geografi tempat semua air permukaan cenderung mengalir ke dalam suatu
sungai melalui anak sungainya.
Curahan. Tercurahnya uap
air yang diembunkan oleh atmosfer dalam bentuk hujan, hujan es, hujan bercampur
es atau salju.
Daerah Hulu. Awal suatu
sungai, sumbernya atau bagian hulunya.
Daur Hidrologi. Proses
penyebab beredarnya air secara tetap dari laut ke atmosfer, ke bumi, dan
kembali ke laut lagi.
Desalinasi atau Pengawagaraman. Proses penyingkiran garam dari air. Paling sering ini merupakan proses
penyulingan. Dengan ini air asin diuapkan lalu diembunkan dan yang tinggal
adalah garam sebagai sisa.
Gaiser. Dari kata dalam
bahasa Islandia yang berarti “penyembur”. Semburan air tanah sebagaimana
ditemukan di alam, akibat desakan ke permukaan oleh uap pada selang waktu yang
agak teratur. Tekanan uap lalu meningkat melawan air yang menindihnya; ini
menimbulkan letusan yang menakjubkan; setelah itu gaiser mereda lagi sampai
tekanan uap cukup meningkat untuk menggerakkannya lagi.
Garam. Sekelompok
senyawa kimia yang dapat larut, termasuk natrium klorida – garam meja – yang
terlarut dari tanah dan batuan oleh air yang mengalir melewatinya.
Gaya Kapiler atau Kemerambutan. Gaya yang menyebabkan air naik dalam ruang sempit akibat tarikan molekul,
sering melawan tarikan gravitasi.
Geomorfologi. Ilmu mengenai
bentuk bumi dan evolusinya, yang kedua-duanya banyak disebabkan oleh kegiatan
air dalam sungai dan gletser.
Hidrolisis. Proses
penyebab bereaksinya senyawa secara kimia dengan air untuk membentuk zat baru.
Misalnya feri klorida, bila ditempatkan dalam air, membentuk molekul baik dari
asam hidrolkorida maupun feri hidroksida.
Hidrologi. Telaah keilmuan
terhadap air yang ditemukan di permukaan bumi, di bawah permukaannya, dan dalam
atmosfer.
Kekeruhan. Kekaburan yang
disebabkan oleh sedimen tersuspensi dalam air. Sungai umumnya paling keruh
setelah hujan badai, ketika banyak sekali sedimen yang terhanyut aliran masuk
sungai belum mengendap.
Kelulusan. Kemampuan suatu
zat padat untuk melewatkan zat cair. Kelulusan tanah atau batuan ditentukan
oleh banyaknya pori atau lubang, ukuran dan bentuknya, serta jumlah sambungan
di antaranya.
Kerucut Surutan. Lekukan
menyerupai kerucut pada muka air tanah sekeliling sebuah sumur, yang disebabkan
oleh pemompaan. Makin cepat air dipompa, makin dalam dan makin terjal kerucut
itu.
Kesarangan. Kemampuan
batuan atau bahan bumi lainnya untuk menyimpan air dalam ruang terbuka atau
pori; persenan ruang terbuka seperti itu dalam hubungan dengan isi seluruhnya.
Lajur Jenuh. Lapisan di
bawah lajur pengudaraan tempat semua ruang antara terisi dengan air air tanah.
Muka air adalah puncak lajur jenuh.
Lajur Pengudaraan. Lapisan bumi di atas muka air, yang mengandung ruang penuh udara tempat
air merembes.
Luah. Laju pengaliran
air permukaan atau air bawah tanah yang umumnya dinyatakan dalam meter kubik
sedetik atau liter sedetik. Istilah ini juga digunakan untuk pemasukan sungai
ke dalam arus samudra.
Mata Air. Mulut pada
permukaan bumi, yang merupakan pangkal mengalirnya air tanah.
Muka Air. Paras naiknya
air tanah, atau permukaan lajur jenuh.
Pelindian. Proses
pelarutan dan penghanyutan mineral atau senyawa tertentu seperti misalnya
oksida besi oleh air ketika merebes melalui batuan dalam kerak bumi.
Pemakaian Boros. Penggunaan
air, terutama dalam pengairan, sedemikian rupa sehingga air itu berubah menjadi
uap dan dikembalikan ke atmosfer. Dengan demikian air yang digunakan itu tidak lagi
bisa secara langsung ke sungai atau ke sumber di bawah tanah yang menjadi asalnya.
Pemeluhan atau Transpirasi. Pernapasan daun tumbuhan untuk mengeluarkan uap air.
Pengembunan Perubahan bentuk
air dari uap menjadi zat cair. seperti yang terjadi bila bahang diserap oleh
zat air tersebut, misalnya bila air mendidih jadi uap.
Peresapan. Cara air
permukaan meresap ke dalam tanah melalui lubang kecil-kecil dalam tanah.
Sedimen. Butiran
kecil-kecil berupa tanah dan butiran hanyutan, yang akhirnya mengendap di
dasar.
Sesar. Patahan dalam kerak
bumi, yang menyebabkan penggelinciran dan perpindahan lapisan kerak itu. Sesar
itu bisa mengangkat lapisan batuan hingga beberapa sentimeter sampai ribuan meter
lebih tinggi daripada lapisan yang berbatasan. Hal ini mempengaruhi letak dan
pengaliran air bawah tanah, hingga sering menyebabkan timbulnya mata air.
Sungai Mati. Danau
melengkung, yang terjadi bila suatu belokan ditinggalkan oleh sungai yang sudah
mengubah jalannya.
Tsunami. Kata Jepang yang
berarti “gelombang badai” ini menunjukkan gelombang laut ukuran raksasa, yang timbul
oleh gangguan gempa di bawah dasar laut. Gelombang ini kadang kala secara salah
disebut gelombang pasang, padahal gelombang pasang ini sebenarnya timbul karena
tarikan matahari dan bulan.
Sumber: Luna B.
Leopod, Kenneth S. David dan para editor Pustaka Time-Life, Air, Tira Pustaka, Jakarta, 1983, h. 194–195.
Picture source:
No comments:
Post a Comment