Pages

Tuesday, September 15, 2015

Bismania Yang Saya Kagumi



 “Surya tenggelam, lampu bus menuntun driver melahap tikungan-tikungan tajam dengan manisnya. Suara lembut mesin berubah sedikit garang ketika driver menginjak pedal gas karena jalanan menanjak tajam. Sangat menyenangkan melihat kepiawaian kep Dodi menangani Scania kesayangan saya itu.”
Kurang lebih begitulah yang bisa saya rangkum dari tulisan-tulisan di blog-blog para pencinta bus (bismania), utamanya bus malam jarak jauh.
Totalitas kecintaan mereka mengagumkan. Mereka tahu betul spesifikasi mesin, tekun dengan detail-detail per jam perjalanan mereka. Jam sekian bus berangkat, jam berapa berpapasan dengan bus apa, menguraikan kelebihan dan kekurangan bus (sering disebut armada) yang mereka tumpangi, bahkan mengenal para pengemudi (yang mereka sebut kep, dugaan saya yang mereka maksud adalah kapten). Seakan-akan hidup mereka isinya cuma naik bus, selain itu cuma selingan.
Bahkan ada yang menampilkan foto-foto bus diawali dengan sepotong pengantar, “Sebentar lagi musim liburan, yuk kita lihat bus-bus yang siap mengantar kita ....” . Tetapi intinya adalah memajang gambar-gambar bus kesayangan si pemilik blog.
Itu di dunia maya. Di dunia nyata saya sering bertemu dengan orang-orang dengan kecintaan yang sama. Dalam perjalanan dari Kartasura ke Jakarta, misalnya, penumpang di sebelah saya bercerita bahwa dia tidak mau naik sarana transportasi lain. Bukan itu saja, kata bapak itu, “Nek mboten Raya mboten kula” (Kalau bukan bus Raya, saya tidak mau). Bapak itu, dia hendak menengok cucunya di Jakarta, mengatakan bahwa dirinya naik bus Raya sejak tiket Solo – Jakarta masih Rp.10.000.
Lain waktu, kali ini dari Jakarta ke Kartasura, penumpang di sebelah saya memuji-muji kehebatan bus Raya yang tertib. Katanya, pernah suatu kali ada penumpang yang nekat merokok di bus yang ber-AC. Pengemudinya menghentikan bus hingga sang penumpang mematikan rokoknya. Tidak seperti bus-bus lain yang suka membatalkan trayek karena kekurangan penumpang, masih kata rekan seperjalanan saya itu, Raya terkenal dengan kesungguhannya menjaga citra. Tiga atau, bahkan, dua penumpang pun tetap berangkat tanpa mengoper penumpang ke bus lain.
Sebetulnya saya lebih suka naik kereta api. Kalau naik bus malam biasanya saya perlu waktu beberapa hari, setelah sampai rumah, tidur berkepanjangan karena lelah. Tetapi saya malas ke stasiun Balapan, jadilah ke terminal Kartasura saja diantar adik ipar saya. Dan, tentu saja, naik bus Raya. Saya tidak tahu mengapa harus Raya. Mungkin karena citra itu tadi. Inilah perusahaan otobus terbaik yang melayani trayek Solo (dan sekitarnya) – Jakarta PP. 

pengalaman perjalanan dengan bus malam AKAP
RAYA


Harus saya akui, Raya memang jauh lebih baik dibanding, berdasarkan pengalaman saya, Safari Dharma Raya yang selalu saya tumpangi ketika saya tinggal di Parakan. Pilihan naik bus ini tidak berbeda dengan alasan memilih bus Raya tadi. Berat kalau saya harus ke Yogyakarta dulu untuk naik Taksaka. Lebih berat lagi kalau hendak memilih Air Asia. Soal ketertiban tidak menaikkan penumpang di jalan, PO yang dulunya bernama OBL ini kalah jauh dibanding Raya. Juga soal kenyamanan bus, mungkin andalan Raya menggunakan Mercedez ada hubungannya dalam hal ini. Kabarnya sejak banyak Safari Dharma Raya yang bernomor polisi bukan AA memang ada penurunan kualitas.
Bagaimanapun juga, bagi saya, Safari Dharma Raya tetap yang terbaik untuk bus malam Jakarta – Yogyakarta, bahkan dibandingkan yang tidak lewat Temanggung - Sukorejo – Weleri. Lagi pula bagi saya naik bus bukan soal Scania, intercooler, MB sekian-sekian. Saya rasa Safari Dharma Raya memberi saya pengalaman yang lebih manusiawi. Misalnya, sopir yang bercita-cita memelihara ikan nila di kemudian hari. Keluhan tentang jalan yang, kata mereka, memang sengaja selalu dibikin rusak karena itu proyek. Suatu kali, ketika hendak turun, sopir Safari Dharma Raya mengatakan kepada saya, “Nek kepanggih Gotro, salam nggih saking Pak Mardi” (Kalau bertemu Gotro, sampaikan salam dari saya, Pak Mardi). Hahaha. 
perjalanan dengan bus malam terbaik
Safari Dharma Raya, d/h OBL


Bismania tetap mengagumkan bagi saya. Saya kagum dengan totalitas mereka. Berbahagialah para busmania sebab mempunyai hobi yang begitu mereka cintai.