Beberapa tahun setelah peristiwa itu, dua ekor kura-kura
dengan pesan tertera di tempurung mereka tertangkap di pesisir Laut Kaspia,
pesan-pesan dari seorang perempuan dan lelaki yang saling mencinta. Kedua
kura-kura itu masih bersama, dan pesan pasangan cinta itu bisa dibaca di
punggung mereka. Pesan si laki-laki berbunyi:
Kamu seperti gadis yang selalu bangun kesiangan; ketika dia kawin di desa
sebelah dan untuk pertama kalinya harus bangun pagi, dia melihat embun beku di
ladang dan berkata kepada ibu mertuanya, “Kami tak punya itu di desa kami!”
Seperti gadis itu, kamu menganggap tidak ada cinta di dunia, karena kamu tak
pernah bangun cukup pagi untuk menjumpainya, padahal tiap pagi ia ada di situ
pada waktunya ....
Pesan si perempuan lebih pendek, hanya beberapa patah
kata:
Kampung halamanku adalah keheningan, makananku—kebisuan. Aku menduduki
namaku seperti pendayung di atas perahu. Aku begitu membencimu hingga tak bisa
tidur.
Dari Milorad Pavić, Kamus
Khazar: Sebuah Novel Leksikon, Serambi, Jakarta, 2009.
No comments:
Post a Comment