Pages

Saturday, November 21, 2015

Perjalanan Bus Siem Reap – Phnom Penh – Perbatasan Kamboja dan Vietnam



Pukul 22.00 saya mendatangi Unique Asia Travel and Tours seperti yang diminta oleh si penjual tiket. Setelah menunggu lama, saya diantar ke pangkalan bus dengan dibonceng sepeda motor oleh seorang perempuan yang mengurusi pemberangkatan bus malam tujuan Phnom Penh. Sampai di pangkalan tentu menunggu lagi.
Saya menyesal naik bus sleeper, bukan karena menunggunya, tetapi tempat tidur yang sangat tidak kompatibel dengan bus itu masalahnya. Kayak main-main betul merakitnya. Sudah begitu, ketika masuk seorang awak bus membagi-bagikan tas kresek untuk membungkus alas kaki penumpang yang harus dilepas. Tinggi bus dari pabriknya tentu tidak dirancang tanpa perhitungan terkait aerodinamis tidaknya kendaraan. Modifikasi begini pasti mengurangi kenyamanan. Apalagi untuk bus bikinan non-Eropa. Dan saya baru sadar bahwa rencana awal saya adalah naik Giant Ibis, tak harus sleeper. Bagi orang yang sering mondar-mandir Yogyakarta – Jakarta tentu sudah biasa tidur di bus malam dengan posisi kursi seperti bus Safari Dharma Raya. Intinya, saya tidak mau mengulangi pengalaman tidur di kos-kosan berjalan begini. Kapok. Sekitar pukul 8 pagi bus tiba di Phnom Penh, sambil menunggu bus ke Ho Chi Minh saya mengobrol dengan orang Malaysia (namanya Mazlan Zonan) yang menempati tempat tidur sebelah saya dalam perjalanan dari Siem Reap semalam. Di bus dia seranjang berdua dengan kawannya, yang saya lupa siapa namanya. Mereka menunggu jemputan teman yang tinggal di Phnom Penh. Tak lama kemudian, persis seperti yang terjadi di Siem Reap, saya diboncengkan oleh suruhan agen menuju tempat pemberangkatan bus yang cukup jauh dari pemberhentian bus yang datang dari Siem Reap.
Bus dari Siem Reap, Phnom Penh, Kota Ho Chi Minh
Tiba di Phnom Penh

perjalanan darat Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam
Terpaksa naik bus bukan Mercedes :D

Perjalanan darat Malaysia - Vietnam
Alas kaki harus dilepas :D

Sampai di pangkalan Khai Nam Transportation ternyata bus sudah siap, begitu penumpang lengkap bus berwarna biru bermesin Hyundai segera bertolak ke Saigon, yang setelah Perang Vietnam berakhir diubah namanya menjadi Kota Ho Chi Minh. Saya bukan bismania memang, tetapi cukuplah untuk tahu betapa bus Hyundai sangat menjengkelkan bagi orang yang naik bus Hino (yang banyak dipakai bus Patas Eka trayek Surabaya – Magelang) saja mengeluh. Apa boleh buat, nikmati saja yang ada.
Perjalanan darat Asia Tengara daratan
Karcis bus Khai Nam jurusan Ho Chi Minh

bus dari Siem Reap ke Ho Chi Minh City
Salah satu sudut Phnom Penh suatu hari

Perjalanan darat Kuala Lumpur - Kota Ho Chi Minh
Sebuah keluarga Kamboja

Bus berhenti di sebuah rumah makan. Saya duduk-duduk saja di luar setelah gagal meyakinkan kehalalan makanan yang tersedia, sesuatu yang sudah saya antisipasi dengan membeli roti di Siem Reap sebelum berangkat. Tampaknya rumah makan ini adalah pemberhentian khusus bus-bus Khai Nam, seperti Rumah Makan Pantes di Brangsong, Kendal, Jawa Tengah, tempat pemberhentian bus Raya dari arah Solo. Di halaman rumah makan terparkir juga bus tujuan Phnom Penh yang datang dari Ho Chi Minh.
Perjalanan darat Malaysia - Vietnam
Berhenti sejenak di sebuah pom bensin

Tips perjalanan darat dari Malaysia ke Vietnam
Istirahat di rumah makan

Perjalanan darat dari Malaysia ke Vietnam
Yang ini tujuan Phnom Penh dari Ho Chi Minh


Tak lama setelah meninggalkan rumah makan, kenek bus mengumpulkan paspor semua penumpang. Ketika sampai di perbatasan, para penumpang turun lalu berjalan kaki masuk ke kantor imigrasi perbatasan Vietnam. Di dalam gedung paspor penumpang yang sudah dicap resmi keluar Kamboja dan diizinkan masuk Vietnam dibagikan oleh para awak bus. Petugas imigrasi Vietnam yang berjaga di pintu keluar hanya melihat paspor dan menyuruh pemiliknya berlalu. Cepat betul proses keimigrasian di perbatasan Kamboja – Vietnam ini.
Sore hari, bus Khai Nam tiba di dekat perempatan Jalan Nguyen Trai, Kota Ho Chi Minh.

No comments:

Post a Comment