Masih dalam suasana Hari Raya Iedul Fitri tahun lalu, dalam
perjalanan dari Ngawi menuju Kartosuro, saya singgah di rumah teman saya di
Suwatu, Tanon, Sragen. Sudah malam saat itu.
Peta Suwatu, Tanon, Sragen |
Setelah cukup mengobrol saya pamit. Karena suasana masih
lebaran teman saya memberi sekaleng biskuit sebagai buah tangan. Ketika hendak
membuka jok sepeda motor (bagasi Kaze ZX 130 cukup besar) untuk memasukkan
oleh-oleh itu, anak kunci motor patah.
Kunci Kawasaki Kaze ZX 130 patah |
Teman saya bilang ada tetangganya yang ahli kunci.
Ditarik oleh teman saya, kami menuju rumah ahli kunci yang dimaksud. Ya namanya
juga lebaran, ahli kunci itu pulang kampung. Teman saya bilang ada ahli kunci
lain. Tenang saja, katanya. Tetapi tali untuk menarik motor putus. Kadang-kadang,
seperti siklus tiap beberapa bulan bagi saya, ada hari yang isinya cuma
sial, sial, dan sangat sial. Hahaha. Ketika teman saya pulang untuk mengambil
tali yang lebih kuat, saya membuka Google mencari tips ampuh mengeluarkan kunci
patah dari lubang kunci. Saat itulah keyakinan saya semakin bulat bahwa teknologi
tidak selalu berguna. Kadang malah menjengkelkan. Sangat menjengkelkan.
Tips pertama yang saya temukan di blog teratas pada
halaman pertama Google menyarankan begini: “Jika kunci patah di tangki, cobalah
cari kunci cadangannya. Bisa dipakai untuk menyalakan motor.” Saya jengkel dan
menyumpahi penulis blog itu. Di tengah perjalanan begini? Masih seratusan
kilometer dari tujuan begini? Nyari kunci cadangannya? Mending nggak usah
ngasih tips lah daripada bikin kesel orang susah.
Tips kedua, dari blog lainnya: “Cari lem super glue,
oleskan pada patahan kunci yang di luar, lalu tekan kuat-kuat dengan patahan di dalam
lubang kunci .....” Ini di Suwatu, di mana jam sembilan malam tak ada warung
buka. Nanya dari rumah ke rumah ya percuma. Nggak ada orang yang merasa perlu
punya.
Tips ketiga, ini yang menganggap semua orang goblok,
berbunyi: “Carilah ahli kunci.” Ya tapi gitulah risiko hidup di era siapa saja
bisa menulis apa saja, asal bikin, tidak menolong dan, menjengkelkannya,
pengunjung situs semacam itu banyak.
Akhirnya teman saya datang membawa tali yang lebih kuat.
Malam bertambah larut. Tanpa kenal lelah teman saya segera menarik motor saya
lagi ke ahli kunci lain yang lebih jauh jaraknya. Judulnya saja ahli kunci. Kenyataannya:
dia bilang, setelah bersusah payah mencoba dengan cara yang tidak meyakinkan, “mbotĂȘn sagĂȘt, Pak.”
Solusinya: saya pinjam motor teman saya itu untuk pulang
ke Kartosuro. Keesokan harinya, saya menanyakan kunci cadangan sepeda motor
Kaze ZX 130 di rumah kakak ipar saya di Boyolai. Ya, saya pinjam motor kakak
ipar.
Jika kejadian tidak menyenangkan
patah kunci yang saya alami menimpa Anda, sudahlah hadapai saja, tidak ada tips
apa pun kecuali ketemu ahli kunci. Kalau di tengah hutan bagaimana? Ya kan
kecelakaan. Bisa di mana saja. Sabar. Berdoa juga tak ada jeleknya. Mana tahu ada
orang yang berbaik hati mau mendorong (saya sering ditawari bantuan mendorong dengan
kaki ketika kehabisan bensin). Persis ban bocor, tak ada tips apa-apa selain
menyiapkan kesabaran dan tenaga sampai ketemu tukang tambal ban.
No comments:
Post a Comment